Seni Menghargai Hidup Terus Berjalan

 

Balik lagi ke konsep slow living sambil baca-baca komen di ulasan sebelumnya. Masya Allah, secara ngga sadar banyak yang sudah menerapkan dan bisa menikmatinya.

Ibarat lari, pace-nya ngga harus di 5:00 apalagi 3:00 (atlet dong!), 7:00 or 8:00 is okay. Eh tapi, hidup itu bukan pelarian, melainkan perjalanan.

Simpelnya, ini adalah tentang kualitas, bukan kuantitas. Mulai dari pekerjaan, makanan, bahkan informasi. Rasa jenuh yang muncul akibat laju kehidupan yang serba buru-buru salah satunya disebabkan oleh banyaknya informasi yang kita konsumsi.

Knowledge Obesity.

Mantengin video Tiktok, Instagram, atau Twitter berjam-jam sampai ketiduran. Ngaku deh! Arus informasi bergerak dengan sangat cepat, semuanya pengen dilihat. Alhasil, mabuk informasi.

Tidak semua hal harus kita ketahui. Apabila itu ilmu, muara ilmu adalah amal. Percuma kalau banyak tahu, tapi ngga banyak diamalkan. Tahu sekadar tahu. Itu namanya knowledge obesity. Informasi yang berlebihan membuat orang orang tidak mampu memproses apapun.

Locavore.

Prinsip ‘quality over quantity’ itu berlaku juga dalam aspek kehidupan sehari-hari lainnya; makanan yang dimakan, barang yang dibeli, tempat yang dikunjungi, semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran mempertimbangkan manusia, lingkungan, dan dampak kesehatan.

Pernah denger istilah Locavore? Perilaku untuk makan makanan yang ditanam atau diproduksi secara lokal atau daerah. Apa hubungannya sama slow living?

Mindfulness.

Boro-boro emisi karbon. Makanan lokal tadi aja ngga kepikiran sampai sana. Tapi itulah bagian dari slow living: mindfulness. Kesadaran, kehadiran penuh, fokus pada perhatian.

Laju yang amat sangat cepat apalagi di kota-kota besar-di komentar kemarin ada yang bilang slow living jangan hidup di Jakarta. XD-membuat kita sering kali tidak menyadari keberadaan, saking monotonnya aktivitas sehari-hari. Badan dan pikiran (mungkin juga hati) ngga sinkron.

Ini termasuk juga dalam hal keuangan. Uang kita habis ke mana kita ngga tahu. Buat yang ngikutin gaya hidup frugal, pasti paham kalau frugal itu menekankan kesadaran saat membelanjakan uang (mindful) > memprioritaskan sesuatu yang benar-benar penting (discipline) > meningkatkan kualitas hidup dan nilai (valueable). Mirip dengan slow.