Fenomena yang ANEH. Semua orang sudah tahu kalau sampah (plastik) itu buruk bagi kehidupan manusia, namun sampai hari ini masalah sampah di negeri kita masih belum juga beres. Pernahkah berpikir betapa kasihannya hewan laut jika sampah plastik terus bertebaran di habitat mereka?
Pemerintah pun masih terkesan mau-tak mau serius soal sampah ini.
Coba deh cek di kabupaten/kota kamu punya berapa armada angkut sampah. Pasti banyak yang geleng-geleng. Bukan hanya sampah plastik, sampah styrofoam yang membutuhkan ribuan tahun untuk terurai pun banyak terdapat di laut Indonesia.
Di berbagai daerah malah belum ada tuh sistem pengelolaan sampah.
Plastik yang BARU diperkenalkan di tahun 50-an sudah mengancam keberlangsungan manusia belum juga seabat kemudian. Banyak dari kita tidak menyadari kalau satu bagian dari ekosistem ini rusak maka bisa mengakibatkan efek domino dan meruntuhkan keseluruhan tatanan.
Menurut saya, masalah sampah (plastik) memerlukan kerjasama semua pihak. Dimulai dari satuan terkecil: pribadi kita. Mulai dengan membuang sampah pada tempatnya, tempat yang benar dengan memilah2 jenis sampah yang ada. Sebenarnya kesadaran seperti ini sudah harus diwajibkan sejak dini sehingga akan berlanjut ketika manusia tumbuh dewasa.
Masih banyak manusia yang perlu lebih dekat dengan laut. Banyak mitos/legenda kita yang menceritakan kejamnya laut membuat orang takut maka tak sayang pada laut.
Berjalan waktu, industri dan “orang-orang pintar” meraup keuntungan dari laut tanpa peduli pada kelangsungan ekosistem ataupun hak-hak binatang. Belum lama ini saya mendapatkan berita tentang pembantaian hiu di Biar yang mengkawatirkan teman pecinta laut di sana.
Soal hiu adalah masalah pelik. Banyak hiu yang memang tidak masuk kategori dilindungi. Di sisi lain masalah nelayan adalah masalah perut keluarganya. Namun ketika kita melihat video di slide 2, 2 sahabat nelayan saya: Openg dan Shaman pagi tadi kirimkan saya video mereka melepaskan penyu yang tersangkut sampah pukat.
Masih besar harapan kita bahwa nelayan kita juga melindungi lautnya.
Asal mereka diberikan pemahaman.
Apa cerita pengalaman kamu?